Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit infeksi yang kasusnya terus meningkat setiap tahun di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selama tahun 2021 tercatat 69.803 kasus demam dengue dengan kasus DBD tertinggi pada kelompok usia produktif yaitu 15-44 tahun. Pasien DBD membutuhkan penanganan segera agar infeksi tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun seringkali gejala demam berdarah sulit dikenali karena mirip dengan gejala penyakit lainnya, salah satunya adalah bintik dan ruam merah yang mirip penyakit campak.
Perbedaan bintik merah pada gejala demam berdarah dengue (DBD) dengan campak
Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dengan perantara nyamuk Aedes aegypti. Dilansir dari Mayo Clinic, gejala dari penyakit demam berdarah dengue antara lain:
Demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri di persendian dan tulang, mual, muntah serta muncul ruam kemerahan di badan. Namun seiring perkembangannya, gejala DBD kini semakin bervariasi sehingga butuh beberapa pemeriksaan untuk memastikan infeksi DBD.
Baik campak dan demam berdarah sama-sama memiliki gejala yang serupa yaitu munculnya bintik merah dan ruam kemerahan di kulit yang disertai demam tinggi. Namun bintik dan ruam yang muncul sebenarnya berbeda. Berikut ini beberapa perbedaannya:
1. Waktu kemunculan
Pada DBD, bintik dan ruam merah muncul setelah 2-5 hari terpapar virus dengue. Sebelum muncul bintik dan ruam, pasien akan mengalami demam tinggi selama 2 hari.
Sedangkan pada campak, ruam merah baru muncul pada hari ketiga pasien mengalami demam tinggi. Ruam pada campak akan terus bertambah dan dapat bertahan hingga beberapa minggu.
2. Lokasi munculnya ruam
Dilansir dari Mayo Clinic, ruam pada campak umumnya berawal dari wajah, lalu menyebar ke lengan, badan, paha dan kaki. Penyebaran ruam umumnya disertai demam tinggi hingga 40-41 derajat Celcius. Berbeda dengan bintik dan ruam pada demam berdarah dengue (DBD), yang muncul di beberapa bagian tubuh sejak awal gejala muncul.
3. Bentuk bintik merah yang berbeda
Bintik merah pada campak dan demam berdarah memiliki bentuk yang berbeda. Pada campak, bintik merah berbentuk sedikit benjolan sedangkan bintik merah pada DBD tampak datar. Bintik dan pada ruam DBD umumnya tidak meninggalkan bekas, namun pada campak beberapa bintik dapat menyebabkan pengelupasan sehingga meninggalkan bekas.
4. Gejala lain yang muncul
Campak dan DBD sama-sama infeksi virus, namun keduanya memiliki gejala yang berbeda. Pada campak, munculnya bintik merah disertai dengan demam, batuk kering, sakit tenggorokan, dan mata merah. Beberapa hari setelah gejala campak muncul, akan muncul bintik putih keabuan di sekitar mulut dan tenggorokan. Setelah itu, ruam merah akan menyebar mulai dari wajah, telinga, lalu ke tubuh bagian bawah.
Penanganan demam berdarah
Hingga saat ini belum ada antivirus khusus untuk mengatasi demam berdarah. Penanganan demam berdarah difokuskan pada mengatasi gejala yang muncul dan mencegah infeksi semakin memburuk. Pengobatan demam berdarah biasanya fokus pada menurunkan demam dan mencukupi cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi. Pasien akan diminta untuk banyak beristirahat dan mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh untuk membantu mempercepat penyembuhan.
- dr Anita Larasati Priyono